Wednesday, July 22, 2015

Inikah saatnya?

Inikah saatnya?
Saat slama ini kita memiliki rencana panjang, tapi takdir membawa kita selangkah lebih cepat?

Bapak, atau orangtua mas pindut, menyuruhku untuk mempercepat hal ini. Betapa bahagianya aku saat bapak mengajakku mengobrol tentang hal ini saat aku dirumah mas pindut.
Dan saat mas pindut cerita, bapak sudah memberi batas waktu. Bapak pengennya akhir tahun ini lamaran, dan tahun depan menikah. Insha Allah, amen.

Tidak bermaksud mendahului takdir, tapi ingin bercerita saja kalau aku sangat bahagia bahwa aku merasa benar-benar disayang oleh bapak dan ibu.

Aku, nanet, yang berasal dari keluarga berbeda agama, yang agamanya ngga kuat, yang punya anjing kecil yang sangat disayang, yang kebanyakan keluarga besarnya beragama non-islam, yang belum mahir mengaji, tapi bapak ibu ngga memandang itu semua.
Betapa bahagianya aku memiliki calon orangtua yang begitu paham tentang islam, yang membuatku makin mengenal siapa Tuhan ku, yang membuatku kagum tentang memaknai hidup ini, yang mengajariku hal-hal kecil yang bahkan tidak pernah diberikan oleh orangtuaku sendiri.

Bapak ibu dan keluarga besar mereka sudah lama mengenal papa mama dan keluarga besar papa mama jauh sebelum aku dan mas pindut saling mengenal. Dan basic kedua keluarga ini sangatlah berbeda. Dan mereka sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.

Selama mas pindut siap, Insha Allah aku siap. Aku hanya perlu memperbaiki agamaku dan banyak perdalam ilmu tentang berumah tangga menurut ajaran Rasulullah SWA agar bisa mendapat nikmat pahala Allah.

Kalau km membaca postingan aku ini, terimakasih sudah menyempatkan untuk membaca. Mohon doa restunya agar tujuan dan niat baik kita ini di ridhoi Allah. Amen.

With love,
Brunette.

Sunday, July 12, 2015

July 12nd 2015 - 01:09 am

And yes i really need to write what i really feel.

Let's make it clear.
Hubungan aku dan pacar sudah menginjak 4tahun 3bulan. Dan gaperlu diperpanjang lagi, sudah banyak sekali ups downs yang kita lalui.
Aku cuman cape aja, setiap apa yang berhubungan dengan "dulu", pasti selalu dijadikan momok mengerikan.
Aku sebenernya pengen buang jauh-jauh hal-hal kaya gitu. Sudah bukan kapasitasku buat mikirin hal kaya begitu. It's okay. What he wanna do, i know that he would respect me as his girl. Insha Allah.
Aku pun sebenernya sudah gapernah perduli yang berhubungan dengan "dulu". Cuman... Ppl around me. Arghhh.
Kadang yang suka cerita dengan gelagat sudah "mencari aba-aba", kadang yang suka melebih-lebihkan.
As you know, hubungan aku dan dia sudah sangat dalam dan kompleks. I mean, keluarga sudah pada tahap saling tinggal menunggu saat tepat. Dan aku sudah mulai masuk ke kerjaan dia, dan hal itu bukan hanya sekedar masuk, tapi aku bener-bener puter otak buat jalannya kerjaan itu.
Jadi yah simpulin sendiri lah, kaya-kayanya tuh kita sudah ngga ngurusin saling menyalahkan, tapi kita justru sudah saling mikirin gimana ngehasilin income yang banyak dikerjaan.

Jadi please banget, yang berhubungan dengan "dulu", ngga perlu cerita dengan gelagat yang aneh, karena akupun ngga pernah kawatir, jadi jangan malah membuatku menjadi kawatir.
Dan akupun juga tidak memikirkan dan mengawatirkan bahwa yang "dulu" akan mencoba meraih kembali. Insha Allah. Karena itu tadi, hubungan aku sudah bukan hubungan yang sembarangan. Banyak hati yang kujaga dengan aku menjadikannya sebagai calon imamku. Insha Allah.

Ada pesan yang selalu kuingat:
Banyak-banyakin istighfar. Dengan kita banyak-banyak minta maaf sama Allah, kita dijadikan jiwa-jiwa yang tenang, jadi kita dihindarkan dari pikiran jelek. Dan Insha Allah dengan jiwa tenang itu, akan menjauhkan kita dari hal-hal yang nenyakiti kita juga. Insha Allah.

With love,
Brunette.